Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Malam itu

Malam itu, kami berbincang-bincang. Membahas sedikit mengenai kehidupan. Membahas alam di malam hari. Melihat langit, gemerlap bulan dan bintang. Menatap benda langit di malam hari memang menakjubkan. Namun faktanya, hal itu jarang aku lakukan. Malam hari terlihat indah dengannya. Makanya ketika mendung atau tak ada benda langit, tentu saja langit kehilangan keindahannya. Seperti kehilangan sesuatu yang ada di kehidupan. Tanpanya malam hari tak lagi menakjubkan. Malam, semilir angin membuat malam semakin sendu. Kami semakin larut dengan pesan yang berantai. Menyisakan keindahan langit malam hari.  H: "Eh, aku ada ibarat bagus lho, "bagai bulan dan bintang" A: " terus......" H: "Apa itu maknanya?, Cari sendiri. Banyak makna tersiratnya" A: "ketika kita sibuk menghitung bintang tanpa sadar ada bulan yang selalu menerangi. ketika sibuk mencari yg terbaik, tak sadar ada yg setia mengunggu." H: "Dia bersebelahan, di tempat yg sama, dikeadaan

Moody

Mood sangat berpengaruh bagi seseorang. Terutama bagi perempuan. Apa yang akan dilakukan tergantung mood. Jika moodnya lagi good, hasil pekerjaannya juga akan baik. Jika moodnya down, hasilnya akan buruk. Aku merasa, diriku termasuk perempuan yang moody-an. Dan memang semuanya tergantung moodku. Ketika mood baik, tulisan pun baik. Jika lagi down, jangan ditanya lagi. Males nulis dan ujungnya writer's block. Gaada ide sama sekali. Bukan hanya bab tulis menulis, hal lainnya pun sama. ******* Orang yang moody-an sifatnya bisa berubah seperti bunglon. Jika bunglon merubah warna tubuhnya sesuai tempat. Orang yang moody-an, sifatnya dapat berubah sesuai kondisi hatinya. Menciptakan mood yang baik, sangat diperlukan. Kenapa begitu? Karena agar kita dapat melakukan sesuatu hal dengan baik dan pikiran yang fresh. Kalau moodnya buruk, apa yang akan terjadi pada pekerjaan kita? Menciptakan mood yang baik, juga berpengaruh bagi sosial kita. Jika seseorang menjauh karena mood kita selalu buruk

Rasa (2)

Sebuah rasa Aku sangat suka dengan kata itu. Bukan tanpa alasan. Kedua kata itu membuatku menghabiskan waktu untuk menorehkan tinta di atas lembaran kosong atau sekedar mengetikkan aksara di layar kaca. Sebuah rasa, kata yang melekat di relungku. Rasa itu unik, namun juga rumit. Unik karenanya kita dapat merasakan kebahagiaan dan kebersamaan. Tetapi rumit karena kita tidak dapat memahaminya. Soal rasa, paling sering yang dirasakan adalah kecewa. Bukan tanpa alasan, kecewa datang karena harapan tak kunjung didapatkan. Terlebih kecewa pada seorang yang dicinta sungguh membuat rasa tak karuan. Apalagi bagi seorang wanita, kecewa bagai pisau yang menyayat hatinya hingga mengakibatkan rasa sakit yang mendalam. Dan entah bagi lelaki, kecewa bagai gada yang menghantam punggungnya, membuatnya tersungkur lemas. Tentu semua itu tergantung bagaimana kita mengelola rasa tersebut. kecewa, mengajarkan kita bahwa terlalu berharap pada akhirnya hanya membawa sebuah luka. Bicara soal rasa, cinta merupa