Dedikasi Perempuan Dalam Literasi Digital

 Dedikasi Perempuan dalam Literasi Digital

Literasi digital saat ini menjadi point penting dalam mensukseskan program literasi yang nantinya akan mencetak generasi emas yang dapat bersaing secara global untuk memajukan bangsa Indonesia. 

Mungkin beberapa dari kita sudah mengetahui apa itu literasi digital dan penerapannya. Namun tak bisa dipungkiri jika masih ada yang belum tahu mengenai “apa itu literasi digital” dan bagaimana peran perempuan dalam mensukseskan literasi digital tersebut.

Literasi digital diartikan sebagai kemampuan membaca serta menulis yang dikemas secara digital seperti tulisan, video konten, maupun audio yang kerap ditemui di sosmed, internet, platform, ataupun aplikasi-aplikasi membaca online seperti iPusnas dan sebagainya. Salah satunya yang sering dijumpai yaitu dalam bentuk e-book. 

Menurut Paul Gilster, literasi digital diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memanfaatkan informasi dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini, semua orang dapat mengakses dan memanfaatkan literasi digital, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan tanpa dibatasi umur maupun gender.

Banyak sekarang, perempuan yang berkecimpung di dunia literasi digital, mengembangkan keterampilannya, mengajak serta membantu para perempuan untuk memanfaatkan era digital ini untuk literasi guna menambah wawasan dan kecakapannya.

Najwa Shihab, sebagai duta baca Indonesia periode 2016-2020 yang kerap dikenal dengan nama panggilan “Mbak Nana” ini mengungkapkan jika seseorang terkadang menyempitkan pemahaman terhadap literasi, bahwa aktivitas tersebut hanya sekadar membaca ataupun menulis saja. Padahal, literasi adalah kemampuan untuk menyerap informasi dan mengolahnya agar berguna untuk kehidupan. 

Cara untuk menggiatkan literasi dikalangan generasi milenial ini salah satunya pasti tidak jauh-jauh dari kegiatan sehari-hari yaitu dengan menggunakan ponsel yang dapat mengakses bahan bacaan baik berupa tulisan, audio, maupun video. Mereka dapat mengoptimalkan fungsi dari ponsel dan internet untuk hal yang lebih bermanfat dan berkualitas sehingga mereka lebih produktif.

Di era digital, literasi menjadi pokok penting guna meningkatan kemampuan dalam menganalisis, terutama dalam mengenali informasi hoax yang sedang marak di sosial media. Generasi yang gemar membaca akan menghasilkan generasi yang cerdas dalam memilah berita informasi, tidak mudah diprovokasi dan ditipu, berpengetahuan dan berpikir luas. Selain itu kemampuan literasi digital dapat membantu seseorang dalam memecahkan masalah, berpikir kreatif, berkomunikasi dengan lancar, bahkan berkolaborasi sehingga menghasilkan sesuatu yang baru dan memiliki nilai tambah.

Lalu apa peran perempuan dalam literasi digital?

Peran perempuan dalam literasi digital di era ini sangat penting karena perempuan merupakan madrasah utama di bagi generasi selanjutnya. Perempuan dapat menjadi penggerak utama dalam menciptakan perubahan masyarakat. Seorang perempuan juga berperan sebagai penyaring hoax yang beredar ditengah masyarakat. Perempuan yang sadar akan perkembangan teknologi pasti akan paham seberapa penting dirinya dalam mensukseskan literasi digital di masa depan, terlebih dirinya terlibat peran dalam mendidik anak-anak, mengatur pola asuh anak, dan pengawasan dalam penggunaan tekhnologi. 

Perempuan ternyata memegang peranan yang sangat penting, memiliki tantangan, dan tanggung jawab dalam mengakses dan memilah informasi mana yang layak masuk ke dalam keluarganya, sehingga dalam hal ini diperlukannya kecakapan literasi digital. Sebagai perempuan harus paham informasi mana yang harus di stop dan mana yang harus diberikan di keluarganya. Bayangkan jika seorang ibu tidak dapat menyortir informasi, memilah konten yang cocok dan bermanfaat untuk anak-anaknya, maka akan berpengaruh terhadap pola pikir dan kemampuan anaknya. 

Misalnya yang baru-baru teradi di masa pandemi ini, beredar berita mengenai dampak vaksinasi covid 19 yang menakut-nakuti sebagaian masyarakat. Terutama bagi ibu-ibu yang memiliki anak. Jika dirinya tak bisa membedakan mana yang hoax maka anaknya pun ikut terprovokasi mengenai berita hoax vaksinasi tersebut sehingga mereka akan takut jika divaksinasi. Bukan hanya anak saja, namun juga orangtua yang sudah sepuh, mereka cenderung menghindari vaksinasi karena sudah termakan informasi hoax yang tidak melewati proses screening tersebut. 

Kenaikan penggunaan internet di era ini jika tidak dibarengi dengan kemampuan literasi digital yang mumpuni akan berdampak serius karena perempuan adalah jendela informasi di keluarga maupun masyarakat. Jika anak tidak didampingi dalam menggunakan internet maka mereka akan lebih kecanduan gadget untuk menjelajahi hal yang bukan ranahnya. 

Generasi sekarang termasuk generasi yang berpikir kritis, mencermati suatu permasalahan dengan detail. Mereka dapat memperoleh berbagai informasi yang dapat ditelusuri di penelusuran google. Orangtua terutama ibu sebagai pendidik utama harus menyediakan informasi yang cukup bagi anaknya, mampu mengarahkan putra putrinya agar menerima informasi yang sesuai dengan usianya. Orangtua perlu maju selangkah diatas pengetahuan anaknya agar dapat mengontrol mereka dalam menjelajahi literasi digital. 

Perempuan yang memiliki kecakapan literasi digital dapat mengembangkan potensi dirinya, melindungi dirinya sendiri, dan dimasa depan mereka bisa melindungi anak-anaknya. Masyarakat harus terus meningkatkan pemahaman serta kecakapannya dalam literasi digital agar lebih produktif, beretika, dan dapat melindungi diri ketika berada di sosial media, karena kerap dijumpai kasus penipuan yang kebanyakan mengaku sebagai diri orang lain dan kemudian memperdaya perempuan. Terutama di masa pandemi ini yang notabenenya sulit untuk mencari pekerjaan. 

Sebagai contoh kasus, dalam akun instagram @feydown_official disebutkan seorang perempuan yang diperas oleh scammer karena kurangnya literasi digital mengenai etika bersosmed dan melindungi data pribadi. Padahal jika dirinya memanfaatkan literasi digital yang disajikan di media sosial, maka persenan ditipu oleh scammer akan sangat kecil. 

Keberhasilan literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat yang memiliki pola pikir kritis, kreatif, serta inovatif sehingga tidak akan mudan termakan isu provokatif dan, menjadi korban scam, serta bahaya digitalisasi lainnya. Sehingga makna literasi dalam hal ini yaitu untuk menumbuhkan pengetahuan sehingga dapat menjaga diri, menjaga data pribadi dan lainnya.

Perempuan yang memanfaatkan literasi untuk mengembangkan potensi dirinya dan produktif cenderung memiliki positif vibes bagi perempuan lainnya. Mereka membawa motivasi serta informasi penting yang dibalut dengan konten unik. Misal saja, Damar wijayanti yang dikenal sebagai aktivis literasi digital bertema parenting yang sangat dibutuhkan perempuan lainnya melalui konten di akun instagramnya, 

Penerapan literasi digital untuk pemberdayaan perempuan dapat dilakukan dengan mengikutsertakan peran-peran dari berbagai pihak dan program-program. Jika perempuan indonesia sukses menerapkan literasi digital ini, maka akan berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Laki-laki maupun perempuan harus memiliki kecakapan dan kompetensi di bidang literasi di era digitalisasi ini. Jika perempuan memiliki kecakapan tersebut dengan baik, maka mereka akan terus meningkatkan kemampuannya dan menyeimbangkan diri di berbagai generasi serta dapat membekali generasi selanjutnya. Kecakapan literasi digital hingga saat ini adalah cara terbaik guna mengatasi maraknya hoax yang beredar sebagai bentuk kebebasan berpendapat yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu, untuk mensukseskan program literasi digital tersebut diperlukan sosialisasi, dukungan, serta peran komperhensif dari berbagai pihak agar terciptanya masyarakat yang melek literasi digital. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BTS quotes part

Hujan dan Semesta