Hujan dan Semesta

Harapan itu terkadang seperti langit. Kadang cerah, mendung, ataupun hujan. Satu masa kita melihat harapan itu secerah langit. Masa berikutnya, mungkin kita melihat harapan itu kian mengabur menjadi kelabu. Atau malah, harapan itu mengalir bersama turunya air hujan, pupus.


Untuk mendapatkan hujan, semesta terlebih dahulu mengalami kemarau, panas. Semesta membutuhkan panas agar dapat menguapkan air. Setelah itu mendung, lalu hujan. Begitu terus, siklus itu akan terus berlanjut hingga semsesta hancur.

Begitu juga dengan harapan. Kita harus seperti semesta yang mendapatkan hujan. Melalui berbagai usaha, melewatinya dengan sabar. Insyaallah harapan itu akan terwujud.  

Dengan harapan, kita sadar bahwa semuanya butuh usaha dan doa. kita terlatih untuk sadar bahwa semuanya itu memerlukan proses-waktu yang tak singkat. Terlatih untuk bersabar menunggu hasilnya. Terlatih untuk lebih giat lagi dan lagi.

***********

Terkadang. Sulit untuk bisa mengendalikan apa yang kita mau. Memprioritaskan mana yang butuh dan keinginan saja kadang masih terbalik.  Menuruti kemauan yang tiada habisnya. Menggantungkan harapan-harapan yang kian menjuntai.

Menuruti ego yang kian membesar. Padahal hidup bukanlah soal perduniawian saja. Bukan hanya soal "Mementingkan keadaan diri" saja, namun juga yang lainnya. Bahkan ada yang lebih dari persoalan itu saja. Kehidupan yang damai mungkin?

Damai? Bahkan kita jarang atau malah tak pernah merasakan hidup dengan  damai bukan? Bertubi-tubi masalah sering menghujani kita. Seperti semesta yang terus saja dihujani air. Begitu terus, melewati musim dengan sukarela. 

Bahkan aku merasa kehidupan yang damai itu tak pernah aku temui. Dari look and look.  Setiap orang memiliki masalahnya sendiri. Yah,,,,, yang aku temui, mereka yang merasakan damai dalam kehidupan yaitu mereka yang selalu bersyukur.

Well,,,, memang bersyukur lah yang membuat hidup kita terasa lebih indah(?)
Dibandingkan dengan mereka yang (insecure) merasa kurang percaya pada dirinya.  

Second, mengenyampingkan ego juga dapat membuat hidup lebih ringan. Ya coba saja,,,,
Ketika kamu mementingkan egomu daripada untuk kepentingan semua, mungkin kamu merasa puas. Tapi sebenernya itu menghancurkan secara perlahan.


Third, menaruh harapan yang tinggi. Ber-ekspektasi memang indah. Namun mungkin tak seindah realitanya. Dari situlah, ketika ekspektasi mu dihancurkan oleh realita. Maka yang terjadi selanjutnya adalah perasaan kacau kalut. 

Lalu kapan kehidupan yang damai itu datang?
Jawabannya ada pada prinsip hidup masing-masing. 







#common
Ini hanya opini aja ya. Mungkin berbeda dengan opini kalian^^




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dedikasi Perempuan Dalam Literasi Digital

BTS quotes part